2008/10/31
Hold On!! (apa?? Bod-ong??)
Tapi kalo disambung-sambungin,,nyambung juga kug (gimana sih??)
"Enteni sek ya!" atau "Tunggu dulu!",,itulah kata** yang sering kuucpkan akhir** ini,,
maklum,,Loading lama...
Sabtu,,081025
Abiz kumpul ma Shira,,aku pulang ma Mei,,salah satu anggota Shira..
Karena jalur bus-nya beda,,aku dan Mei sepakat nunggu bus di dekat bunderan air mancurnya Simpang Lima,,
Kami jalan dari bagian selatan FPP,,
belum sampe ke bunderan,,datanglah sebuah bus "PRPP-Klipang",,Mei pun naik ntuw bus,,
Coba kalo ntuw bus "PRPP-Bukit Kencana",,pasti aku ikutan naik,,
Setelah itu aku jalan berputar ke bagian utara FPP,,buat nunggu bus "Mangkang-Bukit Kencana",,
Seperti biasa,,bus trayek ntuw kalo sore lama banget,,
aku pun bengong sendirian sambil ngeliat satu persatu anak Shira pulang,,ada yang jalan kaki,,ada yang naik motor,,
Akhirnya,,bus pun datang,,aku merasa beruntung karena bus tak terlalu penuh,,meskipun tetep aja berdiri,,
Sampai di bunderan,,ada sepasang muda-mudi (beeh,,berasa tua) naik bus sambil bawa koper,,dari logatnya jelas bukan orang Semarang,,
Kenek : Mas!!Mas!!Geser nengah,,Mas!!
Muda : Apaan sih,,dah nengah tahu!? (Muda-Mudi itu pun berdiri di sebelahku)
Mudi : Iya,,heran deh ma ntuw kenek..
Muda : Yang,,kamu nggak pa-pa kan??
Mudi : (Batuk** rejan),,nggak pa-pa kug??Eh,,bukain dong..
Terdengar suara 'kemresek',,dilanjutkan dengan suara orang makan,,
Mudi : Thanks ya,,yang...Kamu baik deh... (Mudi makan pi**os,,lagi batuk kug makan gituan)
Kenek : Mbak,, geser,,Mbak!!! Ayo,,nengah!!!
Muda : Ntuw kenek rese' banget deh,,kita kan dah nengah..
Mudi : Iya nih,,maklum aja deh,,kenek-nya kan nggak S1..
WAR : (dalam hati:Apa hubungannya!!?! Yang rese' ntuw kalian tahu!)
Mereka adalah contoh orang yang tidak tahu etika menaiki kendaraan umum,,padahal WAR juga nggak tahu etika ntuw,,
Yang jelas,,makan di kendaraan umum itu kurang baik,,apalagi sambil berdiri,,gerakan makan dapat menghabiskan lahan orang lain untuk berdiri,,
terlebih lagi,,omongan harus dijaga,,mentang** anak kuliahan jadi ngejek kenek bus,,
padahal ada juga kenek yang lulusan S1 lo,,jangan salah!!!
Minggu,,081026
Pagi** buta....
Aku,,kakak,,dan Ayahku mengajak Shirogane jalan**...
Walau becek menghadang,,Aku dan Shirogane tetap ceria....
Sampai rumah,,aku pun diamuk ma ibunda tercinta...
Shirogane penuh lumpur dan rumput,,bekas jalan**...
Aku dan kakakQ pun kompak memandikan Shirogane....
NGAK TAHUNYA!!!!!
Ketika Shirogane telah mengkilat,,ibuQ menyuruhku untuk mengajak Shirogane masuk ke rumah,,karena bentar lagi mo ke kondangan rame**
Aku yang lupa kalo lantai di teras itu tipe licin,,langsung buru** masukin Shirogane ke rumah..
ALHASIL.....
"Krompyaaaaaaang~~~~~~!!!!!"
"Adek!!!!!!!!" teriak ibuQ....
Yap...Yap...Yap.... Dengan sukses aku dan Shirogane memecahkan jendela ruang tamu...
"Dek,,Shirogane nggak apa-apa kan?" tanya kakakQ..
"Nggak apa-apa kug..." lagi** Shirogane nggak lecet,,ntuw motor emang sakti abiz,,
Aku melihat lututku,,bengkak lagi~~~
Kesimpulan,,aku dan kakakQ langsung mengganti nama Shirogane,,
karena nama itu terasa berat secara primbon...
Sesuai dengan hasil rapat hari itu,,
Shirogane berganti nama jadi CHIKO..
nb : CHIKO itu namaku kalo misalnya aku ini cowok..
Senin,,081027
Kepala mulai pening~~~~
Q belum nyiapin presentasi Sejarah Aliran Psikologi...
Akirnya....
Satu**nya jalan yang tersisa adalah.....
Ngolor** waktu kelompok sebelumnya....
DAN>>>
BER>>>HASIL>>>
Yatta!!!!
Dengan kata lain,,aku dkk bakal presentasi masalah Psikologi Fungsionalisme abiz UTS alias 2 Minggu lagi
Selasa,,081028
Bingung....
Ngapain ya....
Biasanya lagi sibuk nyiapin mental buat kuisioner Psi Umum dan Psi Perkembangan
Ternyata minggu ini nyante banget,,nggak ada kuis,,malah jadi bingung mo ngapain...
Oia,,di Psi Perkembangan I,,diputar sebuah film dokumentasi pribadi tentang anak yang mengidap PROGERIA..
PROGERIA itu penyakit dimana perkembangan fisik tak sejalan dengan perkembangan seusianya...
Jadi anak 9 tahun punya fungsi organ tubuh seperti nenek** usia 60-an tahun gitu...
Abiz nonton rasanya mau nangis darah,,ntuw anak yang ada di dokumentasi sekarang sudah tiada...
terus dosenku,,yang sedang bikin buku tentang perkembangan psikologis anak pengidap Progeria,,meminta dukungan dari kelasku untuk membantu dalam pengembangan pengetahuan mengenai progeria...
kalo ada yang mau bantu juga,,kasih komen ke sini ya...
Rabu,,081029
Bingung lagi~~~
sambil merambat di tiang listrik,,aku mencegat angkot yang akan digunakan ANCOTERS ke kolam renang...
Setelah dapat angkotnya,,kami pun berangkat ke sebuah kolam renang murah yang kadar kaporitnya tinggi (kata MELONERS)...
Sampai di sana,,kami ketemu anak** FISIP,,Teknik Lingkungan,,dan Sistem Komputer..
Semuanya disuruh masuk ke kolam kecil yang nggak jelas airnya,,
udah butek,,banyak laron ngambang lagi,,
Setelah,,itu aku dan ANCOTERS pun nyemplung,,
pulang** kamar mandi penuh,,
"Udah ganti baju aja,,mandinya ntar di MELONITA,," ujar MELONERS..
Bucyet,,yang bener aja (tapi akirnya tetep nurut mereka)
ALHASIL>>>ENTER WIND a.k.a MASUK ANGIN
Abiz olahraga,, ada Antropologi,,suruh presentasi juga...
ERO-sensei ntuw,,orang yang kalo bilang A harus A,,nggak bisa dinego...
GAWAT CAWAT!!!
Aku tambah bingung.... Tapi waktu menyelamatkanku...
Jam menunjukan pukul 11 siang,,Antropologi selese,,aku nggak harus presentasi,,
Kamis,,081030
Donor darah di Psikologi....
dengan semangat aku ikut antri...
begitu sampe tempat tes Hb....
"Maaf,,mbak...Hb-nya kurang,," ujar dokter PMI.
APA!!!!Selalu saja Hb kurang!!!!
tiga bulan lalu,,donor darah di SMA,,aku lagi flu...
tiga bulan lalunya lagi,,aku lagi 'dapet'...
tiga bulan lalu lalunya lagi,,aku belum 17 tahun...
aku emang nggak jodoh ma yang namanya donor darah...
Jumat,,081031
Sesuai dengan permintaan Kyon,,
aku menyelesaikan posting ke-17 untuk bulan ini...
udah ah,,bingung mo ngapain lagi...
sampai jumpa bulan November...
APA!!!!
Besok udah November!!!!!
Aku belum mau tua!!!!
Tunggu!!!!
Putar mundur setaun!!!!
#WAR mengalami pra UTS sindrom#
#Harap maklum#
Siap-Siap!!!!
(Waktu itu WARDANIESM belum berkembang)
Semoga bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Sekian dan Terima kasih....
(Lho,,kug gitu aja!!?!)
Perkembangan Sosio Emosional
Ψ Pendahuluan
Masa Bayi merupakan masa awal dalam kehidupan manusia. Perkembangan pada masa bayi sangat mempengaruhi dasar dari perilaku individu selanjutnya.
Salah satu perkembangan yang dialami individu adalah perkembangan sosio-emosi. Hal tersebut muncul seiring dengan berjalannya waktu dan pengalaman-pengalaman yang dialami oleh individu.
Dalam perkembangan sosio-emosi, khususnya pada masa bayi, memiliki hubungan dengan perihal keterikatan (attachment), peran ayah sebagai pengasuh anak, tempat pengasuhan anak (day care), dan emosi, yang akan dibahas kali ini.
Ψ Attachment
Keterikatan (attachment) merupakan suatu ikatan emosional yang kuat antara bayi dan pengasuhnya. Menurut Freud, bayi akan makin dekat dengan orang atau barang yang memberikan kepuasan oral pada bayi. Hal ini dibantah oleh Harlow dan Zimmerman (1959) yang melakukan penelitian menggunakan bayi monyet serta para ‘ibu’ dari kawat dan handuk. Dalam penelitian tersebut, menunjukan bahwa bayi monyet cenderung ‘terikat’ dengan ‘ibu handuk’ yang memberinya kenyamanan daripada dengan ‘ibu kawat’ yang memberinya makanan. Secara tak langsung, penelitian ini menyebutkan bahwa elemen penting dalam proses keterikatan bukanlah memberi makan, melainkan kenyamanan kontak.
Konrad Lorenz pun mengeluarkan pendapat (1965) bahwa periode awal kelahiran hingga batas waktu tertentu merupakan saat-saat terjalinnya keakraban dan keteringkatan yang sangat penting pada bayi (pada bayi angsa adalah 36 jam pertama, sedangkan pada manusia adalah setahun pertama).
Erik H. Erikson pun mendukung pernyataan Lorenz (1968) bahwa tahun pertama kehidupan manusia ialah kerangka waktu kunci bagi perkembangan keterikatan, karena pada masa itu, manusia mengembangkan tahap Trust vs Mistrust. Erikson pun yakin bahwa orang tua yang tanggap dapat membangun Trust pada bayinya.
Penekanan pentingnya keterikatan pada tahun pertama kehidupan dan juga pentingnya sikap tanggap orang tua yang mengasuh bayinya juga dijabarkan oleh psikiater Inggris, John Bowlby (1969,1989). Bowlby meyakini adanya keterikatan secara naluriah antara ibu dan bayinya. Sang bayi pun melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan kedekatannya dengan sang ibunda.
Menurut Stayton (1973), para ibu yang menunjukan ‘keterikatan yang tidak aman’ cenderung bereaksi menurut keinginan pribadi, bukan karena isyarat dari sang bayi. Para ibu itu akan memeluk bayi yang menangis bila mereka ingin memeluk bayi itu, tapi akan mengabaikan tangisan bayi di waktu lain. Ibu yang kurang responsif, seperti itu, selama tahun pertama akan mengembangkan keterikatan yang tidak aman antara dia dan bayinya.
Clarke dan Stewart (1973) pun mendukung pendapat Stayton. Menurut mereka, para ibu yang memiliki ikatan aman dengan bayinya, lebih bersifat responsif terhadap kebutuhan sang bayi, memberi stimulus sosial yang lebih banyak dengan mengajak sang bayi bercakap-cakap atau bermain bersama. Dan para ibu tersebut pun mengungkapkan rasa sayang dengan lebih baik.
Mary Ainsworth (1979) yang juga sepaham dengan Stayton mengajukan tiga tipe keterikatan utama, yaitu tipe A (cemas-menghindar atau anxious-avoidant), tipe B (keterikatan aman), dan tipe C (cemas-menolak atau anxious-resistant).
Adapun keterikatan yang terjadi setelah kontak dini secara langsung orang tua dan bayi setelah proses persalinan, yang lebih dikenal dengan istilah Bounding Attachment.
Menurut Brazelton (1978), bounding merupakan suatu ketertarikan mutualisme pertama antar individu, misalnya antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu lain.
Sedangkan menurut Nelson & May (1996), attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut Klaus, Kenell (1992), bounding attachment bersifat unik, spesifik, dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orangtua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat. Bagian penting dari ikatan ini ialah perkenalan.
Menurut Saxton & Pelikan (1996), bounding adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir. Sedangkan, attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
Pra kondisi, sebelum membentuk bounding attachment, yang mempengaruhi sebuah ikatan oleh Mercer (1996), yaitu :
- Kesehatan emosional orang tua.
- Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman, dan keluarga.
- Suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang kompeten.
- Kedekatan orang tua dengan bayi.
- Kecocokan orang tua—bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin).
Tahap-Tahap pada Bounding Attachment :
- Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengamati sang bayi segera setelah persalinan.
- Bounding (keterikatan).
- Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Elemen-Elemen yang terdapat dalam Bounding Attachment :
- Sentuhan
Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai sarana untuk mengenali bayi yang baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hampir sama yakni pengasuh memulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi & akhirnya memeluk dengan tangannya (Rubin, 1963; Klaus, Kennell, 1982, Tulman, 1985). Gerakan ini dipakai untuk menenangkan bayi.
- Kontak mata
Ketika bayi baru lahir, dia telah mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
- Suara
Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan sang bayi juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenang dan berpaling ke arah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi yang bahagia.
- Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon terhadap bau tubuh masing-masing. Para ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (stainto, 1985).
- Hiburan
Bayi yang baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan nada pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seakan sedang menari mengikuti nada suara orang tuanya. Saat anak mulai berbicara, akan muncul kesenangan tersendiri sehingga orang tua akan merasa terhibur dengan irama yang muncul saat sang anak mengeluarkan kata-kata. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
- Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu ketika bayi mulai mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
- Kontak dini
Saat ini, belum ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua—anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini, di antaranya :
· Kadar oksitosin dan prolaktin dalam tubuh ibu meningkat.
· Reflek menghisap pada bayi dilakukan dini.
· Pembentukkan kekebalan aktif pada bayi dimulai.
· Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak.
- Body warmth (kehangatan tubuh)
- Waktu pemberian kasih sayang
- Stimulasi hormonal
Dampak positif yang dapat diperoleh dari bounding attachment :
- Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social
- Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi
Hambatan yang terjadi dalam Bounding Attachment :
- Kurangnya support system
- Ibu dengan resiko
- Bayi dengan resiko
- Kehadiran bayi yang tidak diinginkan
Ψ Pengasuhan oleh Ayah
Pengamatan yang diadakan Parke dan Sawin (1980) menunjukan bahwa seorang ayah mampu untuk bertindak responsif terhadap bayinya. Seorang laki-laki dewasa secara kompeten dapat mengasuh bayi dengan aktif, berinteraksi dengan baik, dan juga sabar.
Berbeda dari interaksi bayi dengan ibu yang biasanya berada dalam lingkup pengasuhan (mengganti popok dan memberi makan), interaksi bayi dengan ayah cenderung berada dalam lingkup aktivitas permainan fisik (melambungkan bayi dan menggelitik).
Michael Lamb mengadakan investigasi (1977) yang membuktikan bahwa bayi, terutama yang sedang dalam keadaan stres, cenderung memperlihatkan keterikatan yang kuat dengan ibu mereka.
Ψ Day Care
Day Care atau tempat pengasuhan anak, merupakan sebuah tempat dimana bayi dan balita diasuh sementara di sebuah tempat manakala kedua orang tuanya bekerja atau tidak bisa mengasuhnya sendiri. Banyak pro—kontra atas kehadiran Day Care yang berfungsi untuk mengasuh anak sementara waktu.
Menurut Jay Belsky (1989), pada umumnya Day Care itu berkualitas buruk dan memberikan perkembangan negatif pada anak, seperti yang sering terjadi pada anak Amerika Serikat yang memiliki pengalaman yang ekstensif selama setahun pertama kehidupannya yang menunjukan adanya keterikatan yang tidak aman, meningkatnya agresi, ketidakpatuhan, dan kemungkinan penarikan diri secara sosial ketika sang anak memasuki usia pra sekolah dan awal masa sekolah.
Kesimpulan kontroversional dari Belsky menarik para peneliti lainnya seperti Andersson (1992), serta Broberg, Hwang, dan Chase (1993) untuk menetang pendapatnya yang menganggap Day Care akan berdampak buruk pada anak. Meski begitu, Belsky tetap didukung oleh studi yang dilakukan oleh Vandell dan Corasaniti (1988).
Karena adanya beragam pro—kontra yang terjadi, maka Jerome Kagan, Kearsley, dan Zelazo (1978) mengadakan program percontohan yaitu dengan membangun sebuah Day Care yang terdiri dari seorang dokter anak, seorang direktur pengelola, dan disertai setiap pengasuh yang maksimal menjaga tiga bayi, tak ketinggalan pula ada beberapa asisten pengasuh.
Edward Zigler (1987) pun memberi solusi yang berisi tentang sekolah yang bukan sekedar sebuah lembaga, melainkan tempat dimana terjadi kegiatan belajar-mengajar dan juga menjadi tempat pengasuhan dan pengawasan anak yang kompeten.
Ψ Emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak sekaligus. Emosi pun diklasifikasi menjadi dua yaitu, afektifitas positif (antusiasme, kegembiraan, kesabaran, dan ketenangan) dan afektifitas negatif (kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan kesedihan). Sedangkan, yang dinamakan dengan emosionalitas pada perangai bayi adalah kecenderungan untuk mengalami kesulitan (distressed).
Dalam perkembangan anak, emosi memiliki peranan-peranan tertentu, seperti, media untuk penyesuaian diri dan mempertahankan kelangsungan hidup (adaptation&survival). Emosi pun memiliki fungsi sebagai media pengaturan diri (regulation). Dan juga berfungsi sebagai media komunikasi.
Gejala awal perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulus yang kuat. Keterangsangan berlebih-lebihan tampak dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meski begitu, reaksi emosional pada bayi yang masih dalam periode neo natal, kurang spesifik, karena hanya menampakan reaksi terhadap kesenangan dan ketidak senangan. Seiring pertambahan usianya, ekspresi emosional bayi sekitar satu tahun, telah menyerupai ekspresi yang ditampakkan oleh orang dewasa.
Biasanya, emosi pada bayi hanya ditunjukkan dengan menangis dan tersenyum, karena kedua hal itu adalah mekanisme yang terpenting untuk mengembangkan komunikasi bayi tersebut.
Menurut Wasz-Hockert dan kawan-kawan (1968), bayi memiliki tiga jenis tangisan yaitu tangisan dasar atau basic cry (ketika menunjukan rasa lapar), tangisan marah atau anger cry (variasi basic cry yang menunjukan kegusaran), dan tangisan sakit atau pain cry (tangisan merintih yang butuh upaya menarik nafas cukup lama dan menunjukan rasa sakit).
Menurut Emde, Gaensbauer, dan Harmon (1976), bayi memiliki dua tipe senyuman yaitu senyum refleksi atau reflexive smile (bukan karena rangsang luar) dan senyum sosial atau social smile (respon atas stimulus).
Ψ Kesimpulan
Perkembangan sosio-emosi pada bayi menjadi hal penting yang banyak diteliti. Karena beragam hal yang dialami pada masa bayi akan membentuk pola perilaku tertentu dengan efek psikologis tertentu. Jadi pokok bahasan yang positif mengenai attachment, pengasuhan oleh ayah, day care, dan perihal emosi dirasa penting untuk mengembangkan rasa percaya pada bayi yang nantinya mendasari kepribadiannya di masa yang akan datang.
Ψ Daftar Pustaka
Atkinson, Rita L., Richard C. Atkinson, dan Ernest R. Hilgard. 1983. Pengantar Psikologi I, edisi kedelapan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak I, edisi keenam. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Santrock, John W. 1983. Life—Span Development : Perkembangan Masa Hidup I, edisi kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Funsionalisme (Tugas SAP)
FUNGSIONALISME
A. Pendahuluan
Terdapat banyak sekali teori-teori atau aliran-aliran dalam ilmu psikologi. Satu dengan lainnya punya hubungan-hubungan yang khusus baik merupakan sebuah protes dari aliran terdahulu, dipengaruhi aliran sebelumnya, ataupun merupakan sebuah revisi dari aliran terdahulu.
Dalam makalah ini tim penyusun mencoba menguraikan aliran fungsionalisme yang merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada tradisi ilmu sosial yang juga mempengaruhi ilmu sosiologi.
B. Fungsionalisme
Fungsionalisme mulai hidup dari eksperimen-eksperimen William James yang bersamaan dengan Wundt. William James kemudian dikenal sebagai Bapak Psikologi beraliran Fungsionalisme.
Fungsionalisme adalah teori yang pemahaman tentang masyarakat didasarkan pada model sistem organik dalam ilmu biologi. Maksudnya, Fungsionalisme memandang bahwa masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan tak bisa dipahami secara terpisah.
Fungsionalisme juga memandang bahwa psikologi tak cukup hanya mempersoalkan apa dan mengapa terjadi sesuatu (strukturalisme) tetapi juga mengapa dan untuk apa (fungsi) suatu tingkah laku tersebut terjadi. Fungionalisme lebih menekankan pada aksi dari gejala psikis dan jiwa seseorang yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk penyesuaian diri psikis da sosial.
C. Ciri-ciri Fungsionalisme
· Menekankan pada fungsi mental dibandingkan dengan elemen-elemen metal.
· Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi biologis Darwin. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting.
· Sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu sendiri bagi berbagai bidang dan kelompok manusia.
· Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus dan respons adalah suatu kesatuan.
· Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang berkembang dari biologi. Maka pemahaman tentang anatomi dan fungsi fisiologis akan sangat membantu pemahaman tentang fungsi mental.
· Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia, meskipun sebagian besar riset dilakukan di Univ. Chicago ( pusat perkembangn fungsionalisme) menggunakn metode eksperimen, pada dasarnya aliran fungsionalisme tidk berpegang pada satu metode inti. Metode yang digunnakan sangat tergantung dari permasalahan yang dihadapi.
D. Metode-metode dalam Fungsionalisme
Aliran ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental, bukan hanya mempelajari struktural.
Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi tingkah laku dan instropeksi .
1. Metode observasi tingkah laku terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Metode Fisiologis
Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal. Jadi, mempelajari perilaku yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistem sarafnya.
b. Metode Variasi Kondisi
Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
2. Metode Instrospeksi
Metode ini terlalu bersifat subjektif sehingga sulit di sistematikan dan sulit dikuantitatifkan.
E. Aliran dalam Fungsionalisme
Fungsionalisme mempunyai 2 (dua) aliran tetapi pendiri fungsionalisme itu sendiri adalah
William James (1842-1910)
James termasuk pendukung aliran evolusionalisme dan bersamaan john Dewey mendirikan aliran fungsionalisme. James tergolong orang yang berpikiran bebas. Yaitu bebas mengeluarkan dan mengembangkan ide atau kritik yang orisinil. Salah satu ciri jalan pikirannya adalah berusaha sedekat mungkin dengan kenyataan.
Teori emosi
· Menjelaskan tentang hubungan antara perubahan fisiologis dengan emosi
· Emosi identik dengan perubahan-perubahan peredaran darah
· Emosi adalah hasil dari persepsi seseorang tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh terhadap rangsang dari luar
· Membantah pernyataan bahwa emosilah yang menyebabkan perubahan pada tubuh.
1. Aliran Fungsionalisme Chicago
Terdapat banyak tokoh Fungsionalisme di Universitas Chicago sehingga dapat dikatakan menjadi aliran tersendiri yang disebut Fungsionalisme Chicago.
a. John Dewey (1859-1952)
· Pada tahun 1886 menulis buku yang berjudul “Psychology” dan dalam bukunya ini beliau mengenalkan cara orang Amerika belajar ppsikologi yaitu melalui cara pragmatisme
· Sarjana-sarjana di amerika kurang tertarik dengan pertanyaan “Apakah jiwa itu?” tetapi lebih tertarik pada pertanyaan “Apakah kegunaan jiwa?”
· John Dewey juga menganjurkan metode yang Ia sebut dengan Learning by doing (belajar sambil melakukan)
· Dewey berpendapat bahwa segala pemikiran dan perbuatan harus selalu mempunyai tujuan, oleh karena alasan itulah ia menentang teori elementarisme.
b. James Rowland Angell
James memiliki tiga pandangan terhadap fungsionalisme, yaitu:
· Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation” (aktivitas bekerjanya jiwa) sebagai lawan dari psikologi tentang elemen-elemen mental,
· Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar-dasar kesadaran. Ini juga disebut sebagai teori emergensi dari kesadaran,
· Fungsionalisma adalah psiko-phisik, yaiitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang terdiri dari badan dan jiwa.
2. Aliran Fungsionalisme Columbia
Selain di Chhicago, Fungsionalisme juga mempunyai banyak tokoh di Teachers College Columbia yang disebut aliran Columbia. Ciri aliran ini adalah kebebasannya meneliti tingkah laku yang dianggap sebagai kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan psikologi tak perlu ersifat deskriptif karena yang penting adalah korelasi tingkah laku dengan tingkah laku lain.
a. James MC Keen Cattel (1866-1944)
Keen Cattel mengusung teori mengenai kebebasan dalam mempelajari tingkah laku. Ia mempunyai dua pandangan mengenai aliran fungsionalisme, yaitu:
· Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme karena manusia dianggap sebagai keseluruhan yang merupakan suatu kesatuan,
· Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari tingkah laku, karena yang penting adalah fungsi tingkah laku. Sehingga yang harus dipelajari adalah hubungan (korelasi) antara satu tingkah laku dengan tingkah laku lainnya.
Dapat dikatakan bahwa semua cabang-cabang psikologi modern merupakan perkembangan dari fungsionalisme. Dalam percobaanya Cattel menemukan “kapasitas individual” kemudian ia menciptakan alat-alat untuk mengukur kapasitas, kemampuan individual yang sekaran kita kenal sebagai psikotes / mental test.
b. Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Edward Lee pernah bekerja di “Teachers College of Columbia” dibawah kepemimpinan James Mc. Keen Cattel. Thorndike lebih menekankan penelitiannya pada cara dan dasar belajar. Dasar pembelajaran yaitu asosiasi dan cara coba-salah (trial and error). Ia merumuskan beberapa prinsip:
· The Law of Effect yaitu hukum yang menyatakan intensitas hubungan antara stimulus-respons akan meningkat jika mengalami keadaan yang menyenangkan, sebaliknya akan melemah jika keadaan tak menyenangkan.jika terjadi suatu keadaan akan terjadi asosiasi dengan keadaan yang sebelumnya yaitu hubungan stimulus-respon atau respons-respons.
· The Law of Exercise atau The Law of use and disuse adalah hukum bahwa stimulus-respons dapat timbul atau didorong dengan latihan berulang-ulang. Jika tak dilatih hubungan tersebut akan melemah dan kemudian menghilang.
F. Sumbangsih bagi Dunia
· Mengembangkan ruang lingkup psikologi dari segi kelompok subyek (anak, binatang) maupun bidang kajian (psikologi abnormal, psychological testing, psikologi terapan). Hal ini dimungkinkan karena aliran fungsionalisme lebih terbuka kepada perbedaan individual dan bidang aplikasi daripada strukturalisme. Salah satu pelopor psychological testing adalah James McKeen Cattell, mantan murid Wundt. Selanjutnya bidang psychological testing ini menjadi salah satu bidang kajian penting dan paling populer dalam psikologi.
· Memperkenalkan pentingnya perilaku nyata sebagai representasi dari aktivitas mental. Pandangan ini mempersiapkan jalan bagi berkembangnya aliran baru, behaviorisme yang berpegang pada perilaku nyata sebagai satu-satunya obyek psikologi
· Memperkenalkan konsep penyesuaian diri sebagai obyek psikologi. Konsep adaptasi dan adjustmen ini menjadi konsep yang sangat penting dan sentral bagi beberapa bidang studi psikologi selanjutnya, seperti kesehatan mental dan psikologi abnormal.
G. Penutup
Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang memandang bahwa manusia harus dipandang secara menyeluruh. Apa yang dilakukan manusia sebagai aksi adalah hal yang kompleks yang merupakan manifestasi dari jiwa dan mempunyai maksud tertentu bukan hanya disebabkan oleh sesuatu hal.
Sosiologi (1st Meeting)
ψ Mobilitas sos : pergerakan status sos.
ψ Mobilitas vertikal : pergerakan status ke tk yg lbh tinggi (bisa baik,,bisa buruk).
ψ Konsep** dasar & Pemikiran** teoritis dikembangkan dlm ilmu**,,salah 1-nya: Sosiologi.
ψ Sosiologi adl induk dr ilmu** sos lainnya.
ψ Pokok** bhsan :
1. Rg lingkup & metode dlm sosio
2. Sej singkat & teori** sosio
3. Bud & masy
4. Kepribadian & sosialisasi
5. Peran & status
6. Tertib sos & pengendalian sos
7. Grup & Asosiasi
8. Lembaga sos
9. Keluarga
ψ Sosiologi => socius (bhs Latin=kawan) + logos (bhs Yunani=ilmu)
ψ Sosiologi adl ilmu yg berbicara ttg pertemanan or masy.
ψ Donald Light,Jr & Suzanne Keller => “Sociology is essentially te study of human societies & human behavior in social setting.”
ψ Pitikrim Sorokin => “Sosiologi adl Disiplin ilmu pengetahuan yg mempelajari hub & pengaruh timbal-balik antar gej** sos serta antara gej sos & gej non sos.”
ψ Selo Soemardjan => “Sosiologi adl Disiplin ilmu pengetahuan yg mempelajari struktur sos & proses** sos, termasuk perubahan** sos.”
ψ Social Values : suatu gagasan yg berkembang dlm masy yg menganggap ada suatu hal yg berharga di mata masy.
ψ Social Structure : susunan lapisan masy.
ψ Gej / Fenomena : insiden yg dilakukan lbh dr 1org & bersifat rutin
ψ Unsur** ilmu pengetahuan :
1. Pny objek berupa knowledge yg mjd pokok bhsan
2. Pembahasan tersusun sec sistematis
3. Hasil pemikirannya logis
4. Dpt diverifikasi (dibuktikan kebenarannya) mell suatu penelitian
5. Dpt difalsifikasi (dibuktikan ketidakbenarannya) mell suatu penelitian lain yg serupa
ψ Ilmu pengetahuan itu tidak mutlak,,jd dpt diverifikasi & difalsifikasi.
Pengantar Filsafat (1st Meeting)
I. DESKRIPSI MATA KULIAH
MATA KULIAH INI MENGAJARKAN DASAR – DASAR
PENGETAHUAN FILSAFAT, UNTUK
MENGANTARKAN MAHASISWA KE ARAH PEMAHAMAN : APAKAH FILSAFAT ITU ? APA MANFAATNYA BAGI STUDI PSIKOLOGI?
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
SETELAH MENGIKUTI MATA KULIAH INI
MAHASISWA MEMILIKI PENGETAHUAN DAN
PEMAHAMAN FILOSOFIS:
(MENGENALI DAN MENGERTI
PERSOALAN-PERSOALAN HAKIKI (ESENSIAL) DALAM DUNIA KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN DUNIA ILMU PENGETAHUAN)
*
MENGARAHKAN :
· CARA-CARA BERFIKIR MENDASAR
KE AKAR MASALAH
(RADICAL),
*BERORIENTASI PADA MASALAH
(PROBLEM ORIENTED),
· BERORIENTASI PADA INTI PERSOALAN (SUBSTANSIAL).
*TIDAK MUDAH TERJEBAK DAN TERBELENGGU OLEH KEPENTINGAN HISTORIS KULTURAL YANG TIME RESPONNYA HANYA TEMPORER SESAAT, BETAPA PUN BESARNYA NILAI KEPENTINGAN ITU.
*MEMBENTUK SIKAP MENTAL, CARA BERFIKIR DAN KEPRIBADIAN YANG MENGUTAMAKAN KEBEBASAN INTELEKTUAL, SEKALIGUS MEMILIKI TOLERANSI TERHADAP BERBAGAI PANDANGAN
DAN KEPERCAYAAN YANG BERBEDA, SERTA TERBEBASKAN DARI DOGMATISME DAN FANATISME YANG SEMPIT.
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
SETELAH MENGIKUTI MATA KULIAH INI MAHASISWA DAPAT MENGIMPLEMENTASIKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN ESENSIALNYA KE DALAM
· DUNIA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
· DUNIA ILMU PENGETAHUAN
MANIFESTASINYA
*TUMBUH KEMAMPUAN BERFIKIR:
*KRITIS
*ANALITIS
*OBJEKTIF
*KOMPREHENSIF
(SANGAT DIPERLUKAN BAGI PARA CALON ILMUWAN)
*
IV. POKOK-POKOK MATERI
A. PENGERTIAN FILSAFAT DAN RUANG LINGKUP
KAJIANNYA
1.PENGERTIAN FILSAFAT
a.ASAL-USUL KATA (TERMINOLOGI):
KATA/ISTILAH FILSAFAT (IND) = FALSAFAH (ARAB), PHILOSOPHY (INGG), PHILOSOPHIA (LATIN), PHILOSOPHIE (BLD, JERMAN, PRANCIS), SEMUA ISTILAH ITU BERSUMBER PADA ISTILAH PHILOSOPHIA (YUNANI)
PHILOSOPHIA = PHILEIN (MENCINTAI),
PHILOS (TEMAN) + SOPHOS (BIJAKSANA),
SOPHIA (KEBIJAKSANAAN)
PHILEIN + SOPHOS= MENCINTAI HAL-HAL YANG BERSIFAT BIJAKSANA
PHILOS + SOPHIA = TEMAN KEBIJAKSANAAN
PHILOSOPHOS = PENCINTA KEBIJAKSANAAN
SIKAP MENCINTAI
(PARADOKSAL)
MEMILIKI X MEMPERSOALKAN
(AN UNENDED QUEST – AN UNFINISHED JOURNEY
ORANG SEMAKIN MEMAHAMI MAKNA SEGALA SESUATU, TERMASUK MAKNA KEHIDUPAN INI.
b.SECARA DEFINITIF
· FILSAFAT SEBAGAI METODE BERFIKIR REFLEKTIF YANG MENDALAM
(UPAYA TERUS MENERUS, PROSES MENCARI KEBENARAN MELALUI SIKAP KRITIS, SELALU BERTANYA).
· FILSAFAT SEBAGAI DISIPLIN ILMU
OBJEK KEILMUANNYA:
*OBJEK MATERIAL
SEGALA SESUATU YANG ADA.
(MISAL: MANUSIA, ALAM SEMESTA, ALAM PENCIPTA)
*OBJEK FORMALNYA:
SEGALA SESUATU DIPERTANYAKAN SAMPAI SUDUT PALING DALAM, PALING MENDASAR SAMPAI UNSUR YANG HAKIKI.
(PSIKOLOGI)
OBJEK MATERIALNYA MANUSIA.
OBJEK FORMALNYA PERILAKU MANUSIA DILIHAT DARI FENOMENA PSIKOLOGIS
TUJUANNYA:
MENCARI KEBENARAN
(SESUATU YG LOGIS, EMPIRIS DAN BERMANFAAT)
FILSAFAT = SIKAP BIJAKSANA .
KEBIJAKSANAAN MERUPAKAN TITIK IDEAL, DALAM KEHIDUPAN MANUSIA, KARENA DAPAT MENJADIKAN MANUSIA BERSIKAP DAN BERTINDAK ATAS DASAR PERTIMBANGAN KEMANUSIAAN YANG TINGGI (ACTUS HUMANUS), DAN BUKAN ASAL BERTINDAK (ACTUS HOMINI )
2. RUANG LINGKUP KAJIAN
(CABANG)
ILMU FILSAFAT
* METAFISIKA UMUM
(ONTOLOGI)
* METAFISIKA KHUSUS
(PSIKOLOGI, KOSMOLOGI, THEOLOGI)
* EPISTEMOLOGI
(TEORI PENGETAHUAN)
(TEORI PENGETAHUAN ILMIAH)
FILSAFAT ILMU
* AKSIOLOGI /TEORI NILAI
(LOGIKA, ETIKA, ESTETIKA)
*
B. KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN:
*ABAD YUNANI KUNO
*ABAD TENGAH
*ABAD MODEREN
*ABAD KONTEMPORER
*KARAKTER ALAM PEMIKIRAN MANUSIA DAN DINAMIKANYA
*RAGAM ALIRAN/FAHAM PEMIKIRAN DAN METODOLOGINYA
* PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
PSIKOLOGI
(TERMASUK ILMU PENGETAHUAN MODERN)
(EMPIRIS)
MEMILIKI CARA-CARA KERJA KEILMUANNYA
(METODOLOGI)
POSITIVISME INDUKTIF
(VERIFIKATIF)
(OBSERVATIF, INDUKTIF, EKSPERIMENTAL)
*
C. PENTINGNYA ILMU FILSAFAT
BAGI STUDI PSIKOLOGI
DASAR PEMIKIRAN:
1. MENGINGAT BAHWA OBJEK MATERIAL PSIKOLOGI ADALAH MANUSIA
YANG DILIHAT PERILAKUNYA DARI ASPEK FENOMENA/PERGEJALAAN PSIKOLOGISNYA
(PSYCHOLOGICAL PHENOMENON)
2. ILMU FILSAFAT MENGEMBANGKAN WAWASAN FILOSOFIS MELALUI
CARA-CARA PEMAHAMAN ATAU BERFIKIR ESENSIAL
(ESSENTIAL THOUGHT)
3. MENGANTARKAN KE ARAH PEMAHAMAN HAKIKAT MANUSIA
SIAPAKAH MANUSIA ITU?
(RATIONAL ANIMAL, HOMO HOMINI SOSIUS DLL)
4. MEMBERIKAN DASAR DAN ARAH BAGI PENDEKATAN PSIKOLOGIS TENTANG MANUSIA
*
PERLU KAJIAN FILOSOFIS TENTANG MANUSIA
*
D. PEMAHAMAN FILOSOFIS TENTANG MANUSIA
1. PENGENALAN HAKIKAT MANUSIA
(ONTOLOGY)
(SIAPAKAH MANUSIA ITU?)
*MONISME:
-SPIRITUALISME
-MATERIALISME
*DUALISME
*MONODUALISME
2. PENGENALAN CARA BERADA MANAUSIA (EPISTEMOLOGY)
(BAGAIMANA CARA-CARA BERADA MANUSIA?)
FENOMENOLOGI DAN EKSISTENSIALISME
*FENOMENOLOGI
(TOKOH: EDMUND HUSSERL)
ISTILAH INI SUDAH DIKENAL SEJAK IMMANUEL KANT DAN HEGEL. SEBAGAI ALAIRAN TERSENDIRI BARU DIRINTIS OLEH HUSSERL (1859-1938)
FENOMENOLOGI SEBAGAI BENTUK REAKSI TEHADAP PANDANGAN PARSIAL DETERMINISTIS PHENOMENALISME I. KANT DAN PSIKOLOGISME
YANG MENYEBABKAN TERJADINYA REDUKSIONISME KENYATAAN.
PUSAT PERHATIAN FENOMENOLOGI MEMBICARAKAN REFLEKSI INTELEKTUAL DAN PENGETAHUAN DI DALAM KONTEKS PENGALAMAN MANUSIA. PENGETAHUAN DITEMNPATKAN DI DALAM PENGALAMAN MANUSIA SECARA DINAMIS DAN MENYELURUH
MANUSIA MEMPEROLEH PENGERTIAN DAN MAKNA.
FENOMENOLOGI MULAI MENGHUBUNGKAN PENGETAHUAN – HIDUP DAN KEHIDUPAN .
EKSISTENSIALISME
TOKOH:
MARTIN HEIDEGGER
*GABRIEL MARCEL
*NIETZSCHE
*SOREN KIERKEGAARD
*JEAN PAUL SARTRE
EKSISTENSIALISME ADALAH ALIRAN FILSAFAT DEWASA INI, PENGARUHNYA SANGAT LUAS. PERKEMBANGANNYA MELUAS HINGGA
DI LUAR FILSAFAT:
PSIKOLOGI, SENI LUKIS, SASTRA, DRAMA.
EKSISTENSIALISME MUNCUL SETELAH PERANG DUNIA II.
PERANG DUNIA MEMBERIKAN INSPIRASI PERENUNGAN FILOSOFIS PADA KENYATAAN KONKRET
FOKUS KAJIANNYA:
*MANUSIA KONKRET, INDIVIDUAL
(BUKAN MANUSIA ABSTRAK, KONSEPTUAL, UNIVERSAL).
BERBEDA DENGAN FILS ABAD SILAM.
SEPERTI PERENUNGAN RASIONALISTIS DESCARTES: ”COGITO ER GOSUM”
(SAYA BERFIKIR MAKA SAYA ADA)
BAGI PARA FOLOSOF EKSISTENSIALISME
”SAYA ADA MAKA SAYA BERFIKIR”
*JEAN PAUL SARTRE
1. ORANGNYA:
LAHIR DI PARIS TAHUN 1905. DIBESARKAN OLEH KAKEKNYA CHARLES SCHWEITZER.
TH 1933-1935 MENYELESAIKAN PROGRAM DOKTORALNYA DI JERMAN.
MENJALANI KEHIDUPAN DALAM MASA-MASA PERANG DUNIA II SEBAGAI TENTARA.
2. PEMIKIRANNYA:
*MASALAH KEBEBASAN
MANUSIA SETELAH DICIPTAKAN MEMPUNYAI KEBEBASAN UNTUK MENENTUKAN DAN MENGATUR HIDUP SENDIRI
TERINSPIRASI DARI PENGALAMAN SELAMA MENJALANI TUGAS MILITERNYA.
(PENDERITAAN, KEKEJAMAN,PENGANIAYAAN DAN SEGALA BENTUK PENINDASAN EKSISTENSI MANUSIA.
TUMBUH KESADARAN BARU
MENGENAI EKSISTENSI MANUSIA
BERTITIK TOLAK PADA PEMIKIRAN RASIONALISTIS DESCARTES:
SAYA BERFIKIR MAKA SAYA ADA
DILAWANKAN DALAM DIALEKTIKA PEMIKIRAN EKSISTENSIALIS:
SAYA ADA MAKA SAYA JUGA BERFIKIR.
BAGI SARTRE
MANUSIA BEREKSISTENSI SEBAGAI ”BAGI DIRINYA” (ETRE POUR SOI)
YAITU MAKHLUK YANG HIDUP DAN BERADA DENGAN SADAR DAN BEBAS BAGI DIRI SENDIRI
MANUSIA ADALAH MAKHLUK BEBAS, MAKHLUK YANG SADAR DAN MERDEKA UNTUK DIRI SENDIRI.
DIRI SEBAGAI MAKHLUK BAGI DIRINYA, MANUSIA BERIKHTIAR TERUS UNTUK MEMPERTAHANKAN OTONOMINYA DAN BERUSAHA MENOLAK CARA PANDANG ORANG LAIN YANG MENGURANGI KEMANDIRIANNYA.
KONSEKUENSI PANDANGAN:
PANGKAL TOLAK MANUSIA ADALAH PADA DIRINYA. SESAMA ATAU ORANG LAIN DILIHAT SEBAGAI ANCAMAN BAGI KEBEBASANNYA. HUBUNGAN DENGAN SESAMA ATAU ORANG LAIN MERUPAKAN HUBUNGAN SALING MENEGASI, SELALU ADA KONFLIK DALAM SETIAP RELASI YANG DIJALIN ANTARA SESAMA. KEGIATAN MANUSIAWI MENUNTUT KETERLIBATAN EKSISTENSIAL.
ORANG LAIN BAGI SARTRE:
DIA YANG MEMANDANGKU, MAU MENGOYAK, MENELANJANGIKU, MERENGGUT KEBEBASANNKU. SESAMA ADALAH OBJEK BAGIKU. SAYA SEBAGAI SUBJEK ATAU AKU MERUPAKAN OBJEK BAGI DIA
RELASI BENCI DAN KEMATIAN
KECENDERUNGAN DALAM SITUASI HUBUNGAN
*SAYA BISA TAAT KEPADA ORANG LAIN DENGAN MEMBUAT DIRIKU MENJADI OBJEK ORANG LAIN
*SAYA JUGA DAPAT MEMBERLAKUKAN DIA SEBAGAI OBJEK BAGI SAYA
(MELAKUKAN HUB UNGAN BENCI, SADISME, PELECEHAN )
RELASI BENCI= RELASI DENGAN SESAMA = SESAMA MERUPAKAN NERAKA.
AKU TAK BISA MENERIMA SESAMA SEBAGAI SUBJEK, APALAGI HIDUP BERSAMANYA. TINDAKAN MENGOBJEKKAN JUSTRU MEMATIKAN SUBJEKTIVITAS ORANG LAIN.
KEMATIAN ADALAH SAAT ORANG LAIN MENANG TERHADAP AKU ATAU SEBALIKNA SAAT SI AKU MENJADI BENDA ATAU DIBENDAKAN.
*BEBAN KEBEBASAN
MANUSIA SEBAGAI ADA (DENGAN CARA –CARA BERADANYA) UNTUK DIRINYA
(POUR-SOI – NO THINGNESS)
JUSTRU KARENA ADA KESADARAN PADA MANUSIA
WUJUD KEDIRIAN MANUSIA ITU TERBENTUK JUSTRU KARENA KEMAUANNYA BERSUMBER PADA KEBEBASANNYA.
SARTRE MEOLAK BENTUK-BENTUK DETERMINISME, BAIK YANG PSIKOLOGIS (NALURIAH FREUD) MAUPUN DETERMINISME MEKANISTIS LAINNYA
MENGEKSISTENSI, MENCIPTA DIRINYA TERUS MENERUS SEBAGAI RENTETAN KEBERADAANNYA.
RENTETAN PERWUJUDAN KEBEBASAN PADA MANUSIA KARENA IA TIDAK PERNAH BISA IDENTIK DENGAN DIRINYA, NAMUN BERUPAYA BISA IDENTIK DENGAN DIRINYA. DALAM PROSES INI /TIAPB KALI MNS MENJADI IDENTIK DENGAN DIRINYA, TIAP KALI PULA KESADARANNYA MEMBUATNYA MENGAMBIL JARAK, MEMPERTANYAI DIRI TERUS. MANUSIA TIAP SAAT TIDAK PERNAH MENYATU-IDENTIK DENGAN DIRINYA SENDIRI
*TANGGAPAN TERHADAP PEMIKIRAN SARTRE
*BEROPOSISI DENGAN RASIONALISME
*SEBAGAI TITIK TOLAK BAGI PEMIKIR EKKSISTENSIALIS SELANJUTNYA
LEBIH DILATARBELAKANGI OLEH SUDUT PANDANGANNYA YANG ATEIS.
MUNCUL PEMIKIRAN EKSISTENSIALIS LAIN DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG
NIETZSCHE MELIHAT EKSISTENSI MANUSIA SEBAGAI MANUSIA SUPER
KARL JASPERS BERCORAK EKSISTENSIALIS RELIGIUS HUMANIS.
MARTIN HEIDEGGER BERCORAK HUMANIS ONTOLOGIS.
GABRIEL MASCEL BERCORAK KRISTIANI KATOLIK
EVALUASI:
SARTRE MELIHAT MANUSIA SELALU DALAM PERSPEKTIF NEGATIF.
MANUSIA DALAM SITUASI KETERLEMPARAN AKIBAT BEBAN KEBEBASAN YANG DITANGGUNGKAN PADANYA SETELAH PENCIPTAAN. DENGAN POTENSI KEBEBASANNYA IA SIAP MEMANGSA SESAMANYA. NAMUN MANUSIA SADAR DIRINYA PUN SETIAP SAAT BISA DIOBJEKKAN ORANG LAIN.
*PANDANG PESIMISME TERHDAP HIDUP INI
*TIDAK MENGINGINKAN KEBEBASANNYA DIINJAK-INJAK OLEH SIAPA PUN
TENDENSI NEGATIF DARI SIKAP DI ATAS
MEMBUAT ORANG SELALU TERPUSAT PADA DIRINYA SENDIRI, TIDAK PEDULI DENGAN ORANG LAIN.
*
3. PENGENALAN NORMA-NORMA IMPERATIF YANG MENJADI DASAR DAN ARAH DALAM HIDUP MANUSIA
(AXIOLOGY)
(APA DAN KEMANA TUJUAN HIDUP MANUSIA?)
MUNCUL TEORI
1. EGOISME TEORI:
*HEDONISME
*EUDAEMONISE
2. DEONTOLOGISME
3. UTILITARIANISME
4. ETIKA TEONOM
E. ILMU FILSAFAT MENYUMBANGKAN PANDANGAN-PANDANGAN METODOLOGI KEILMUAN
BAGI PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
FILSAFAT DENGAN MENGGUNAKAN FAKTA DAN DATA (BAHAN) YANG TERURAI DISAJIKAN OLEH LAPANGAN STUDI KHUSUS (ILMU EMPIRIS), MENGURAIKAN HAKIKAT, NILAI-NILAI DAN KEMUNGKINAN IDEAL TENTANG SESUATU.
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PSIKOLOGI
TUJUANNYA:
PEMAHAMAN DAN KEARIFAN
UNTUK MENDASARI DAN MEMBERI ARAH BAGI ILMU EMPIRIS (PSIKOLOGI) YANG MEMILIKI SASARAN :
MENERANGKAN(CLARIFICATION)
MERAMALKAN (PREDICTION)
MENCOBAKAN (EXPERIMENTATION)